MENGENAL DESA PADANG DATAR (KAYEE UNOE)
Di
pertengahan kabupaten Aceh Jaya terdapat sebuah desa kecil yang menyimpan kisah
kehidupan masyarakat yang sederhana, namun banyak mengandung nilai-nilai budaya
dan kearifan lokal, desa itu bernama Padang Datar yang terletak di kecamatan
krueng sabee kabupaten Aceh Jaya provinsi Aceh.Gampong Padang Datar merupakan bagian dari desa yang ada di Kecamatan Krueng
Sabee, sebuah kawasan yang dikenal dengan komunitas-komunitas tradisional yang
kuat dan masih memegang teguh nilai adat dan agama.
Nama
asli dari desa ini adalah Kayee Unoe namun seiring berjalannya waktu nama
tersebut diganti menjadi Padang Datar dan nama Kayee Unoe itu sendiri tidak ada
sumber yang mengetahui jelas dari mana asal mula nama tersebut namun konon
katanya nama itu berasal dari sebuah pohon besar yang dihinggapi oleh puluhan
sarang lebah dan orang-orang terdahulu menamakan Kampung tersebut dengan
sebutan Kayee Unoe yang artinya "sepohon kayu yang
dihinggapi lebah".Sebagaimana
pada umumnya desa-desa lain yang berada di wilayah Aceh kehidupan masyarakat di
Gampong Padang Datar sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan adat
istiadat budaya Aceh seperti gotong royong, musyawarah desa, kenduri-kenduri, serta kegiatan-kegiatan keagamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari
keseharian masyarakat di sana.Gampong Padang Datar memiliki potensi besar dari berbagai sektor seperti sektor
pertanian. Desa Padang Datar memiliki sawah yang luas, perkebunan yang luas, dan
di bidang peternakan rata-rata masyarakat bekerja sebagai pengembala/peternak
sapi, kambing atau bahkan kerbau dan dari sumber daya alam lokal seperti kerang, ikan
air tawar/air asin, dan lain sebagainya dengan perhatian yang tepat dari
pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat desa kami ini berpeluang
untuk berkembang menjadi wilayah mandiri yang berdaya secara ekonomi namun
tetap menjaga kearifan lokalnya. Masjid
menjadi pusat aktivitas spiritual dan sosial masyarakat di mana tidak hanya
digunakan untuk beribadah. Tetapi, juga
tempat bermusyawarah dan membangun kebersamaan antar masyarakat Gampong Padang Datar. Peningkatan
infrastruktur seperti jalan desa, saluran drainase sawah atau irigasi, dan akses
fasilitas pendidikan, dan fasilitas olahraga seperti lapangan bola dan gor
bulutangkis menjadi bagian penting dalam agenda pembangunan jangka panjang. Gampong Padang Datar mungkin hanyalah salah satu dari ratusan kampung yang tersebar di
Aceh Jaya. Namun, seperti halnya setiap desa di nusantara yang memiliki cerita
dan keunikan masing-masing dan ada beberapa kisah yang melegenda dari Gampong Padang
Datar seperti makam Cut wan dan carok beulangong beso. Di
desa Padang Datar tersebut terdapat sebuah makam yang melegenda yang berlokasi
di dalam pagar masjid bagian belakang di tengah-tengah pemukiman yaitu makam
Cut Wan. Dan makam ini diyakini keramat oleh masyarakat setempat tidak sama
seperti makam-makam yang lain. Sehingga makam Cut Wan berada di tempat yang
berbeda yakni dalam pekarangan masjid. Dan makam ini terkenal di masa penjajahan
Belanda akan tetapi tidak diketahui jelas sejarahnya. Menurut pengakuan dari
orang tua di desa tersebut kemungkinan merekalah penduduk atau penghuni pertama
yang mendiami desa Padang Datar dan Cut Wan sebagai pemimpinnya. Selain
itu, keyakinan masyarakat bahwa pusat pemerintahan desa ini awalnya berada di
pinggiran pantai dengan adanya bukti "bangunan masjid" dan "carok
beulangong beso" yang berukuran
sangat besar, yang digunakan orang dahulu untuk membuat garam. Dan "carok beulangong beso" tersebut terletak di
dalam sungai yang bersebelahan dengan laut hindia. Dan tidak diketahui pasti
bagaimana kehidupan masyarakat yang pertama kali mendiami Gampong Padang Datar tersebut.
Sebelum lahirnya Gampong Padang Datar, Gampong Kayee Unoe terdiri dari 4 Meunasah:
- Meunasah Kayee Unoe
- Meunasah Teupin Asan
- Meunasah Alue Paku
- Meunasah Padang Sapek
Pada kepmimpinan M.Yusuf dan yang menjabat sebagai Mukim pada saat itu adalah (Alm) Bang Karim. Gampong Kayee Unoe pecah menjadi 2 Gampong, yaitu Gampong Padang Datar dan Gampong Mon Mata. Disebabkan karena masyarakat Gampong Mon Mata pindah dari Gunong peutek Gampong Paya Seumantok.
Kemudian sekitar tahun 1972 Gampong Kayee Unoe tersebut diubah nama menjadi Gampong Padang Datar, pada masa kepemimpinan Nurdin Amat dengan alasan karena didesa tersebut memiliki dua area yang dihuni oleh masyarakat, Masyarakat Kayee Unoe untuk berbelanja keluar melalui Padang Datar yang luas dalam wilayah Kayee Unoe, kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga berubah nama menjadi Gampong Padang Datar.
Komentar
Posting Komentar